Minggu, 09 Desember 2018

Manusia dan Penderitaan


Siksaan, Phobia, dan Kekalutan Mental Pada Manusia



Sebagai manusia, siksaan, phobia, dan kekalutan mental adalah rasa dimana adanya tekanan batin yang dilalami oleh seseorang. Tekanan yang tidak dapat dilepaskan, menyebabkan seseorang tidak bisa melakukan apa - apa hingga pikiran ini menumpuk dan membuat seseorang tersebut mengalami stress, depresi, atau bahkan sampai bunuh diri, karna penderitaan yang ditanggungnya begitu berat. Tapi selalu ingat saja bahwa Tuhan tidak akan memberikan rasa keterpurukan tanpa rasa kebangkitan yang sangat dalam dibaliknya.



 A.  SIKSAAN














Siksaan merupakan suatu penderitaan yang diterima oleh seseorang. Penderitaan itu sendiri berbentuk penganiayaan. Seseorang mengalami penganiyaan yang membuatnya mendapat siksaan dan merasa tersiksa. Kenyamanan tentu saja tidak dapat oleh seseorang yang mengalami siksaan tersebut. Dengan siksaan yang didapat oleh seseorang, pastilah akan membuat orang itu mendapat luka baik luka fisik maupun luka hati atau yang lebih terkenal dengan nama ‘sakit hati’.

Bahkan tidak hanya luka yang didapat oleh orang yang disiksa. akan tetapi juga tidak sedikit dendam yang timbul dari orang yang disiksa tersebut terhadap orang yang menyiksanya. Oleh karena itu mestinya tak ada lagi orang yang semena-mena menyiksa orang lain agar tak timbul lagi suatu dendam. Yaitu dengan membuat peraturan atau hukum yang sudah ada seprti sekarang ini.

Sumber :


Contoh Kasus :

Biarkan Anak Dianiaya Kekasih, Ibu Muda Terancam 15 Tahun Penjara

Haryudi
Jum'at, 19 Oktober 2018, 20:05 WIB

BOGOR - Kasus tewasnya BI (2), balita yang tewas di tangan kekasih ibunya memasuki babak baru. Setelah menahan Gian Navarra Gunawan alias Dion (28), sebagai tersangka kasus penganiayaan dan pembunuhan anak di bawah umur, kini giliran DS (26), ibu kandung korban berstatus serupa.

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Bogor Kota menetapkan DS sebagai tersangka karena diduga ikut terlibat dalam kasus meninggalnya BI. Penetapan ibu kandung korban menjadi tersangka berdasarkan hasil penyidikan, di mana ibu korban diduga mengetahui dan membiarkan peristiwa penganiayaan yang dilakukan kekasih gelapnya.

"Semua pelaku sudah ditahan, iya termasuk ibunya karena sudah jadi tersangka juga. Saat ini mereka ditahan untuk melengkapi berkas berita acara pemeriksaan (kasus penganiayaan hingga menewaskan balita)," kata Kepala Satreskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya di Bogor, Jumat (19/10/2018).

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan sementara, ibu kandung korban berdalih kekerasan hingga menyebabkan anak kandungnya tewas serupa dengan kekasihnya yakni semata-mata untuk mendidik anak. "Mereka terancam hukuman kurungan 15 tahun penjara," katanya.

Diberitakan sebelumnya, BI dianiaya hingga tewas di sebuah indekos di RT4/15, Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa 16 Oktober 2018. Aksi penyiksaan terhadap balita B itu dilakukan Dion sejak satu bulan terakhir. Kasus ini terungkap bermula saat ibu korban, DS membawa anaknya ke Rumah Sakit Azra usai tak sadarkan diri akibat penganiayaan yang dilakukan Dion.

Sumber :
metro.sindonews.com


Saran :
Saran saya, jangan menggunakan kekerasan dalam mendidik anak ataupun untuk menghukum anak jikalau pun anaknya berbuat salah ataupun tidak semestinya. Bisa menggunakan nasihat ataupun dengan cara menegur, tapi tetap tegas untuk membuat anak paham dan mengerti akan kesalahannya. Untuk pihak yang berwajib, usut tuntas kasus ini untuk menyelesaikannya dengan seadil mungkin supaya kasus ini tidak terulang lagi kedepannya. Untuk para ibu, karena menjadi ibu adalah tanggung jawab yang sangat besar dan suatu amanah yang sangat mulia di sisi Tuhan, maka hendaknya para ibu menjalankan perannya dengan sebaik mungkin, karena seharusnya sosok seorang ibu adalah sosok yang memberikan rasa nyaman untuk anaknya.



     B.  PHOBIA (FOBIA)














Phobia atau fobia adalah perasaan takut berlebihan dan tidak masuk akal terhadap suatu objek maupun situasi yang sebenarnya tidak menimbulkan bahaya. Tidak seperti rasa takut pada umumnya, phobia biasanya berkaitan dengan satu hal yang spesifik.

Jika Anda memiliki fobia, anda mungkin menyadari bahwa ketakutan anda tidak masuk akal, namun anda tetap tidak bisa mengendalikan perasaan tersebut. Bahkan, hanya dengan memikirkan objek atau situasi yang ditakuti bisa membuat Anda cemas berlebihan.

Fobia di bagi menjadi 2 jenis, yaitu : Fobia Sosial dan Fobia Spesifik.
Fobia sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Sedangkan Fobia spesifik adalah ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu.

Sumber :


Contoh Kasus :

Tokophobia, Fobia yang Membuat Wanita Takut Melahirkan

Adnandika Pangestu
Sabtu, 10 Nov 2018, 14:00 WIB

Jika Anda hamil, wajar jika khawatir mengenai proses melahirkan. Belum lagi ketika mendengar banyak cerita kurang sedap dari ibu-ibu yang mungkin sudah melewati masa-masa ini lebih dari satu kali. Terlebih jika ibu hamil tersebut mengidap tokophobia, kondisi psikologis yang melibatkan rasa takut yang melumpuhkan untuk melahirkan.

Pada 2016, ada sebuah studi dari University of Michigan yang mengeksplorasi rasa takut melahirkan dalam kelompok fokus umur 22 tahun. Para responden dalam penelitian tersebut menyatakan ketakutan tentang komplikasi selama kelahiran, sesuatu yang terjadi pada bayi, dan rasa sakit yang terkait dengan persalinan. Mereka juga takut dokter dan sistem perawatan ibu pada umumnya, termasuk keputusan yang dibuat untuk mereka atau sebagian yang didorong pada mereka (satu alasan beberapa wanita dapat memilih homebirth).

Perasaan-perasaan ini bukanlah sesuatu yang harus disisihkan. Wanita yang memiliki ketakutan ini lebih cenderung memiliki komplikasi kebidanan, kata penulis penelitian. Satu masalah yang diangkat oleh para wanita dalam penelitian ini adalah bahwa penunjukan begitu singkat, mereka tidak punya waktu untuk mengungkapkan ketakutan mereka. Jadi, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk diselesaikan.

“Secara umum, dokter belum mudah mendeteksi tokophobia karena mereka tidak terlatih untuk mengidentifikasinya. Untungnya, hari ini ada kesadaran yang lebih besar dari masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi,” kata Amy Wenzel, PhD, seorang psikolog klinis dan penulis Terapi Perilaku Kognitif untuk Perinatal Distress, seperti dikutip dari Health pada Sabtu, 10 November 2018. 

“Sangat normal dan sangat umum bagi wanita untuk merasa gugup saat melahirkan. Dalam penelitian dan pengalaman klinis saya, kebanyakan orang agak gugup saat melahirkan, terutama jika mereka belum pernah melakukan itu sebelumnya,” katanya menambahkan.

Biasanya, tokophobia disebabkan oleh beberapa jenis pengalaman mengganggu seputar kehamilan. Diperkirakan ada dua jenis ketakutakn. Tokofobia primer adalah hasil melihat gambar yang mengganggu kelahiran atau menyaksikan orang lain melahirkan; seorang wanita dengan tokophobia utama tidak pernah melahirkan seorang diri. Tokofobia primer kadang-kadang juga merupakan hasil dari kekerasan seksual atau gangguan kecemasan. Tokofobia sekunder terjadi ketika seorang wanita mengembangkan rasa takut akan persalinan setelah mengalami pengalaman melahirkan yang membuat trauma.

Alexia Leachman (44), tahu semua ini dengan baik. Sementara banyak wanita bersukacita setelah mendapatkan hasil positif pada tes kehamilan di rumah, “Saya merasa seolah-olah saya ditendang di perut. Hari-hari dan minggu-minggu berikutnya, saya dibungkus dalam kegelapan dan ketakutan, ”katanya. Pada awal kehamilan, dia mengalami keguguran. “Saya merasa lega dan tahu bahwa itu tidak normal,” kata Leachman.

Saat itulah dia melakukan banyak pekerjaan internal untuk mencari tahu apa yang dia takutkan, yaitu rasa sakit. Mengetahui dia bisa menjalani operasi caesar, dia akhirnya belajar teknik yang disebut hypnobirth, sesuatu yang akan membantunya tetap tenang di seluruh kontraksi untuk mengurangi rasa sakit. Pada akhir kehamilannya, dia mengatakan dia adalah salah satu wanita hamil yang paling tenang.

Tidak lama kemudian Leachman menyadari bahwa kegelisahannya yang mendalam seputar kelahiran adalah tokofobia. Leachman membuka situs Inggris Fear Free Childbirth dengan harapan berbagi perjuangannya dan membantu wanita yang ingin berkeluarga untuk mengatasi rasa takut yang menghalangi mereka. Hari ini, dia memiliki dua anak perempuan, yang berusia 8 dan 14 tahun.

Sumber :
liputan6.com


Saran :
Saran saya untuk orang yang mengidap phobia ini yaitu, pertama untuk lingkungan, contoh adalah keluarga dan teman, kita sebagai seorang manusia jika kita mendapati keluarga atau teman kita memiliki phobia ini jangan kita memperolok dia, tapi justru kita harus memberikan semangat kepadanya supaya dia bisa sembuh dari phobia yang dia miliki. Dan yang kedua untuk pengidap phobia ini, saran saya adalah cobalah bergaul dengan sesama dan cari orang yang anda percayakan dan sekiranya membuat anda merasa aman dan nyaman agar anda merasa lebih baik, karena sesuatu yang kita takutkan belum tentu berbahaya bagi kita dan juga orang lain.



C.  KEKALUTAN MENTAL














Kekalutan mental adalah sebuah penyakit kejiwaan yang akut, terbatas pada waktu tertentu, dan muncul dalam bentuk depresi yang dipicu oleh stres, kecemasan, atau disosiasi dalam diri seseorang yang sebelumnya belum mengalami gangguan.

Kekalutan mental juga merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. 

Sumber :


Contoh Kasus :

Kecanduan Gim Ditetapkan WHO Sebagai Bentuk Gangguan Mental


Giovani Dio Prasasti

Kamis, 21 Juni 2018, 10:31 WIB

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa kecanduan gim merupakan gangguan pada kesehatan mental di dalam klasifikasi penyakit terbaru mereka. Mengutip Times of India pada Kamis (21/6/2018), organisasi tersebut menggambarkan kecanduan sebagai "pola perilaku permainan yang terus menerus atau berulang" yang menjadi begitu luas sehingga mendahulukan hal tersebut daripada kepentingan hidup lainnya.

Klasifikasi ini bertujuan untuk memperingatkan para petugas kesehatan profesional terhadap adanya kondisi kecanduan gim ini. Mereka harus memastikan bahwa orang yang menderita gangguan tersebut bisa mendapatkan bantuan yang tepat. Kecanduan gim sendiri memiliki tiga karakteristik utama.

"Salah satunya adalah ketika perilaku bermain lebih diutamakan daripada kegiatan lain yang membuatnya terpinggirkan," ujar Dr. Vladimir Poznyak dari Departemen Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat WHO pada CNN, seperti dilansir dari New York Post.

Selain itu, bermain gim bisa menjadi gangguan mental apabila jika kondisi itu menyebabkan tekanan yang signifikan dan gangguan dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, atau pekerjaan. Kondisi tersebut juga bisa dikatakan sebagai gangguan apabila mengganggu pola tidur, makan, dan juga kurangnya aktivitas fisik. Sehingga, psikiater menekankan perlunya detoks secara digital sebagai penyembuhannya. Pola perilaku tersebut harus ada setidaknya 12 bulan sebelum secara resmi dikategorikan sebagai gangguan.

"Ini tidak bisa dilihat dalam beberapa jam atau hari," tambah Poznyak.

Menurut Dr. Sameer Malhotra, ahli kesehatan dan perilaku di bidang kesehatan di Max Healthcare mengatakan, peningkatan waktu di depan layar menyebabkan kurangnya interaksi manusia, hubungan emosional yang rendah antara anak dan orang dewasa karena mereka terhubung ke dunia maya. Walaupun begitu, tidak semua ahli kesehatan menyatakan bahwa terlalu banyak waktu di depan layar bisa dikategorikan sebagai sebuah gangguan.

"Orang-orang perlu memahami ini, tidak berarti setiap anak yang menghabiskan berjam-jam di kamar mereka bermain gim adalah seorang pecandu, kalau begitu petugas medis akan dibanjiri permintaan bantuan," ujar Dr. Joan Harvey, juru bicara dari British Psychological Society.

American Psychiatric Association juga belum mengakuinya sebagai masalah kesehatan mental. Menurut mereka, kondisi tersebut masih membutuhkan lebih banyak penelitian dan pengalaman klinis sebelum dimasukkan dalam panduannya sendiri. Kecanduan gim sendiri secara resmi ditambahkan dalam revisi ke 11 dari pedoman International Classification of Diseases WHO yang diterbitkan hari Senin. ICD digunakan oleh dokter dan petugas kesehatan profesional sebagai standar diagnostik dan beberapa perusahaan asuransi.

Sumber :


Saran :
Menurut saya kekalutan mental wajar terjadi pada setiap orang. Dan setiap orang pasti memiliki masalahnya masing-masing. Menurut saya masalah harus di hadapi bukan di hindari, karna jika di hindari dan kabur dari masalah, itu hanya akan menambah dan memperburuk keadaan. Untuk para pengidap kekalutan mental memang tidak mudah, tapi tidak ada salahnya untuk menumpahkan beban yang ada didalam hati kalian supaya tidak terlalu berat untuk kalian. Ingat kalian tidak sendiri masih banyak yang peduli dengan kalian. Kekalutan mental ini bisa di atasi dengan cara melakukan kegiatan positif dan juga menyenangkan, agar pikiran kita bisa lebih rileks dan dapat berfikir dengan bijak untuk mengambil sebuah keputusan dalam melewati suatu masalah yang sedang di hadapi.


Kesimpulan :
Pada hakekatnya semu rasa siksaan, phobia, dan kekalutan mental dengan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami siksaan, phobia, ataupun kekalutan mental.

Semua hal itu dapat teratasi tergantung bagaiamana seseorang menyikapi hal tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yangdapat diambil dari siksaan, phobia, dan kekalutan mental. Tidak semua yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena siksaan, phobia, dan kekalutan mental tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.

Agar manusia tidak mengalami siksaan, phobia, dan kekalutan mental yang berat. untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

Sumber :
wordpress.com


=== SELESAI ===

Kamis, 08 November 2018

Cinta Kasih dan Manusia Terhadap Makhluk Hidup


Keseharian Bocah Nursaka, Sekolah di Indonesia lalu Bantu Ayah Cari Kaleng Bekas di Malaysia





“Kalau kamu mau jadi orang, kamu harus belajar yang rajin, jangan malas, harus sekolah, supaya enggak seperti bapakmu ini...” Kalimat itu terlontar dari Darsono, pria kelahiran Banyuwangi tahun 1965, saat menasehati putra pertamanya, Nursaka, sore itu. Dialah yang selalu memberi motivasi kepada sang anak untuk meraih cita-cita di masa mendatang. Setiap pagi, Darsono selalu membantu Saka, panggilan putra pertamanya yang baru berusia 8 tahun itu, untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum mengantar dan menemaninya hingga mendapat tumpangan menuju border perbatasan Indonesia-Malaysia.

Darsono memboyong istrinya ke Tebedu sejak Nursaka lahir. Sebelumnya, keluarga ini tinggal dan memiliki usaha rumah makan di daerah Entikong. Tempat usahanya itu menumpang di rumah milik saudara Darsono. Namun, usaha mereka tak berlangsung lama karena bangkrut akibat bon utang dari pelanggan yang membuat perputaran modal usaha menjadi terhambat.

Rumah yang ditempati Darsono memiliki ukuran sekitar 8x6 meter dengan 4 ruang di dalamnya. Dua ruangan difungsikan sebagai kamar, satu ruangan untuk ruang keluarga, sementara satu ruang lainnya difungsikan untuk dapur dan kamar mandi. Di situ mereka tidak dikenakan sewa rumah. Mereka hanya perlu membayar tagihan listrik dan air. Di belakang rumah deret itu, terhampar kebun dengan luas sekitar setengah hektar yang menjadi mata pencaharian Darsono sehari-hari. Tanah itu milik adiknya, yang dia pinjam secara gratis untuk digarap. Aneka tanaman sayuran seperti cabe, terong, kacang, dan sayuran lainnya ada di kebun yang memiliki kontur berbukit itu.

Selain berkebun, Darsono juga memelihara ternak seperti ayam, bebek dan kelinci. Dari hasil menjual hasil kebun itulah, Darsono menghidupi keluarga dan membiayai anaknya sekolah. Saka mulai bersekolah di Entikong sejak TK. Saat itu, setiap hari Darsono dan istrinya, Julini,  bergantian menemani anaknya berangkat hingga pulang sekolah bolak-balik melintasi perbatasan. Mereka menyekolahkan Saka di Entikong karena kemudahan untuk mendapatkan akses pendidikan seperti warga Indonesia lainnya. Pasalnya, banyak syarat khusus yang harus dipenuhi untuk menyekolahkan Nursaka di Tebedu daripada di Tanah Air. “Waktu itu Saka masih kecil, baru 5 tahun, gak berani dilepas sendirian, takut kenapa-kenapa di jalan. Maklum lah, anak masih belum tahu apa-apa kan,” ujar Darsono. 

Mereka lalu singgah di setiap tempat sampah yang ditemui untuk mencari kaleng bekas minuman. Nursaka dan adiknya selalu bersemangat mengumpulkan kaleng-kaleng bekas itu. Kaleng-kaleng itu nantinya akan dijual ke pengepul yang datang dari Kuching setiap beberapa bulan sekali. Hasil dari penjualan kaleng itu kemudian ditabung Nursaka di sebuah celengan plastik berbentuk ayam berwarna biru yang dimilikinya sejak kecil.

Aktivitas berkeliling dan mengumpulkan kaleng setiap sore merupakan salah satu upaya Darsono supaya anaknya tidak jenuh di rumah. “Saya memberi motivasi kepada anak-anak untuk mewujudkan keinginan mereka dengan cara menabung. Misalnya mereka ingin membeli sesuatu, kayak sepeda atau lainnya, saya tanamkan semangat menabung itu. Mereka pun semangat mengumpulkan kaleng-kaleng bekas itu,” ujar Darsono

Saka merupakan sosok anak yang gemar menabung. Setiap kali mendapatkan uang, entah itu dari hasil menjual kaleng atau diberi oleh orang-orang seperti petugas imigrasi atau polisi yang mencarikannya tumpangan untuk pulang saat di PLBN, uang itu selalu dia tabung. “Uangnya untuk bantu biaya kuliah kakak. Nanti kalau kakak sudah kerja, bisa gantian biayai saya sekolah,” ujar Saka polos. Pasalnya, uang yang ditabungnya sejak usia dua tahun dalam celengan, pernah dibongkar dan digunakan sang ayah untuk membantu biaya perkuliahan kakaknya yang berada di kabupaten Jember, Jawa Timur.



Nursaka (8), bocah SD asal Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia setiap hari demi bersekolah. Dia tinggal bersama keluarganya di di Tebedu, Malaysia, dan berangkat ke sekolah setiap hari di Entikong, Indonesia. Di luar jam sekolah, Nursaka membantu ayahnya mengumpulkan kaleng bekas atau merawat ayam peliharaan.


Tak hanya mencari kaleng, Saka dan adiknya juga selalu ikut membantu sang ayah di kebun belakang rumah mereka. Entah itu hanya sekedar memberi makan ayam, memasukkan ayam ke dalam kandang saat sore tiba, atau memberi makan kelinci dan mengumpulkan telur bebek. “Setiap hari ya begini ini, kecuali hujan atau mereka sedang sakit,” ungkap Darsono. Setiap Saka tiba di rumah pulang dari sekolah siang hari, sang ayah selalu menyuruhnya untuk istirahat dan tidur siang. Untuk mengerjakan PR dari sekolah, biasanya dilakukan Saka di sela menunggu tumpangan mobil di PLBN Entikong atau saat tiba di rumah.

Keseharian Nursaka yang tiap hari bolak-balik untuk bersekolah melintasi perbatasan bukannya tak menjadi bahan pemikiran bagi Darsono. Dia berharap, kelak apabila sudah terkumpul uang dan bisa memiliki lahan di Entikong, bisa kembali ke Indonesia dan pulang memboyong keluarganya. “Supaya tidak was-was lagi setiap hari Saka berangkat ke sekolah ditumpangkan (menumpang) kendaraan orang menuju PLBN Entikong. Kalau berangkat kita kenal orang yang ditumpangkan, tapi kalau pulang sekolah kan dia sendiri, dicarikan tumpangan sama om-om (petugas imigrasi dan polisi),” ungkap Darsono. 

Apabila hingga pukul 02.00 waktu setempat Saka belum tiba di rumah, maka sang ayah akan menyusulnya ke PLBN Entikong. “Saya khawatir kalau sampai jam segitu dia belum pulang ke rumah, saya cari dan susul sampai ketemu. Karena biasanya pukul 01.30  Saka sudah tiba di rumah,” ungkap Darsono.



Opini dan Saran Pribadi :

Opini  : Menurut saya, perbuatan dan perjuangan Nursaka sangat mulia, karena saka setelah pulang sekolah langsung membantu pekerjaan ayahnya yang mengumpulkan kaleng-kaleng bekas untuk dijual ke pengepul. Selain itu, saka juga meringankan perkerjaan ayahnya dengan membantu ayahnya di kebun belakang rumahnya. Yang patut diapresiasikan juga adalah Saka pulang pergi untuk bersekolah dengan melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia.


Saran : Saran dari saya adalah agar Nursaka memfokuskan ke pendidikannya, karena dengan fokus ke pendidikan, Saka bisa mengejar cita-citanya dan dapat mengubah masa depan keluarganya menjadi lebih baik dari yang sekarang.



Sumber :

Penulis : Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan
Editor : Caroline Damanik


Kompas.com - 15/09/2018, 13:14 WIB



=== SELESAI ===

Minggu, 21 Oktober 2018

Tentang Ilmu Budaya Dasar


ILMU BUDAYA DASAR




BAB 1 TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR


A. PENDAHULUAN


Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-hari. Disinilah diharapkan kegunaan mata kuliah ini, agar lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan dapat mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Diharapkan agar mata kuliah ini dapat menjadi semacam “lingua franca" bagi para akademisi dari berbagai lapangan ilmiah.

Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umunya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut., agar dengan demikian mahasiswa diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan kreatif. Jadi secara singkat dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan :

1. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitamya dan di luar lingkungannya.
2. Kesadaran akan pola - pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai – nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
3. Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
4. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai - nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya   dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.


Latar belakang Ilmu Budaya Dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut :

1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan.

2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.

3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi segi negatif.Akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.


B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM.

llmu budaya dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi. baik yang sifatnya eksakta maupun yang non eksakta.

Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagi berikut :

1. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai - nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.

2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.

3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.

4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.

Jadi, pendidikan umum yang menitik beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.


C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “'The Humanities“. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus.

Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1.      llmu-ilmu Alamiah ( natural science )
llmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.

2.      llmu-ilmu Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.

3.      Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.  Pengetahuan budaya dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat.


D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :

1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya. Sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.    terutama untuk kepentingan profesi mereka.

2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan - persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.

3. Mengusahakan agar mahasiswa. sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing - masing tidak jatuh ke dalam sifat - sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas, kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.

4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memilki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.


E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah :

1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( 'The Humanities ), baik dari segi masing - masing keahlian ( disiplin ) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.

2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing - masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragarnan yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Menilik kedua masalah pokok yang bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :

·         Manusia dan cinta kasih
·         Manusia dan keindahan
·         Manusia dan penderitaan
·         Manusia dan keadilan
·         Manusia dan pandangan hidup
·         Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
·         Manusia dan kegelisahan
·         Manusia dan harapan.






BAB 2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


A. MANUSIA

Manusia dialam dunia ini memegang pranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yag membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (ilmu biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang igin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (ilmu politik), makhluk yang berbudaya, sering disebut homo humanus (ilmu filsafat), dan lain sebaginya.

Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur –unsur yang membangun manusia, yaitu :

1). Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu: 
A. Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu
B. Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
C. Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
D. Nafas, yaitu : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.


2). Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :


A. Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.

B. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif“ karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.

C. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kita-kira pada usia lima tahun. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terintemalisasi.


B. HAKEKAT MANUSIA

*Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.

Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

*Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.

Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia.Misalnya :

1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2) Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
3) Perasaan etis. yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan
    dari yang lain.
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup
    bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.

6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.

*Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi

Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi : kemasayarakatan, kekerabatan. psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.

*Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya

Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.



C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Ilmu psikologis biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan anilisis tersendiri.
Dalam hal ini Menurut Francis L.K Hsu ada konsepsi bahwa di dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya mengandung delapan daerah yang seolah olah seperti lingkaran konsentris sekitar diri sendiri yang dapat dijelaskan dari dalam keluar yakni :
*No 7 dan No 6 : daerah tak sadar dan sub sadar yang keduanya terdiri dari bahan pikiran dan    gagasan yang terdesak ke dalam dan tidak disadari oleh individu

*No 5 : kesadaran yang tak dinyatakan yang terdiri dari pikiran dan gagasan yang disadari oleh  individu tetapi disimpan di dalam jiwanya oleh karena berbagai hal. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :

· Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya atau karena ia punya maksud jahat.
· Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian baik dari sesamanya atau takut bahwa walau diberi respon, respons itu sebenarnya tak diberikan dengan hati ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah mentah.
· Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam
· Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.

*No 4 : kesadaran yang dinyatakan dimana terdiri dari pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu dan dinyatakan secara terbuka.

*No 3 : lingkaran hubungan karib dimana berisi konsepsi tentang benda , hewan atau manusia yang dapat diajak bergaul secara mesra dan karib

*No 2 : lingkarang hubungan berguna dimana berisi konsepsi tentang benda , hewan atau manusia yang dapat didasarkan pada fungsi kegunaan dari benda, hewan atau manusia tersebut.

*No 1 : lingkaran hubungan jauh dimana berisi dari pikiran dan sikap manusia mengenai benda ,alat-alat dan manusia yang ada dalam kebudayaan namun jarang sekali mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.

*No 0 : lingkaran dunia luar dimana berisi pikiran-pikiran yang hampir sama dengan no 1 namun lebih ditanggapi dengan sikap masa bodoh.



D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.

Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (Vital). Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga system kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial dan sistem teknologi.

Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.

Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin didalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas serta pemimpin-pemimpinnya.

Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya, sesuai dengan nilai
budaya yang berlaku.



E. UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN

Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan. Dikatakannya bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.

C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan. bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal,yaitu :

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya Lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem - sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

6. Bahasa.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhimya menjadi bentuk bahasa tulisan.

7. Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.



F. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala - kepala manusia yang menganutnya.

2. Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.

3. Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

   
                                  
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA

Menurut C. Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusi, yaitu :

1.Hakekat hidup manusia ( MH )
    Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.

2.Hakekat karya manusia ( MK )
    Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.

3.Hakekat waktu manusia ( WM )
    Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

4. Hakekat alam manusia ( MA )
    Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.

5. Hakekat hubungan manusia ( MN )
    Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh—tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri ).



H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat. Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur - jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.


3. Adanya difusi kebudayaan baik itu dengan masuknya kebudayaan baru, maupun dengan adanya penemuan-penemuan baru, seperti teknologi dan inovasi.

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain sistem politik, kekuasaan , dll. Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Beberapa masalah yang menyangkut proses perubahan kebudayaan adalah :

A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
B. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru
D. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan yang baru, antara lain:

1.Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.Pada suatu kebudayaan yang memiliki pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan, penerimaan unsur tersebut akan mengalami penyaringan dan hambatan sesuai dengan nilai yang ada.
3.Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4.Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan diterimanya unsur kebudayaan baru tersebut.
5.Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.



I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
    dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
    kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. lntemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.






BAB 3 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN


A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

Ilmu Budaya Dasar berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Hampir di setiap jaman,seni termasuk sastra yang memegang peranan penting.Ini dikarenakan seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusian.Seni memegang peranan penting karena nilai-nilai kemanusian yang normatif.Hampir di setiap jaman seni mempunyai peran penting.Karena sastra menggunakan bahasa,sementara itu bahasa mewakili pernyataan manusia.Manusia dan sastra pada hakekatnya satu.Kenyataan inilah yang mempermudah sastra untuk berkomunikasi.Sastra juga mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra penjabaran abstraksi.Sastra juga didukung oleh cerita yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat.

Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya. Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.



B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction
atau hanya liction saja. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

A. Prosa lama, meliputi :
·         dongeng-dongeng
·         hikayat
·         sejarah
·         epos    
·         cerita pelipur lara


B. prosa baru meliputi
·         cerita pendek
·         roman/novel
·         biografi
·         kisah
·         otobiografi



C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI

Prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai—nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :

1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.

2. Prosa fiksi memberikan informasi
    Fiksi memberikan sejenis infdrmasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
    Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.

4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman- pengalaman dengan banyak individu.



D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.

Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :

1. Figura bahasa ( iigurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
    alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran
    angan.

2. Kata-kata yang arnbiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.

3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
    pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.

4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata - kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan
    asosiasi - asosiasi tertentu.

5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga
    lebih menggugah hati

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya
Dasar adalah sebagai berikut :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.

Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.

2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.

Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3. Puisi dan keinsyafan sosial

Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :

§  penderitaan atas ketidak adilan
§  perjuangan untuk kekuasaan
§  konflik dengan sesamanya
§  pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Puisi pada umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika, dan juga kemanusiaan, salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih.



=== SELESAI ===



Pertanyaan :

1. Bagaimana budaya seorang mahasiswa yang baik menurut kalian?

Jawaban : Budaya yang baik menurut saya dalam menjadi mahasiswa adalah mahasiswa harus mempunyai kepribadian yang cinta tanah air dan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bertanggung jawab, menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, saling berteman satu sama lain tanpa memandang segi apapun dari seorang yang kita kenal, menjalankan ibadah dan mengajak teman - teman kita dalam kebaikan apapun dan bisa menghormati atau menghargai orang lain.


2. Bagaimana seorang mahasiswa menanggapi datangnya budaya barat?

Jawaban: Kita sebagai mahasiswa harus bisa memilah mana budaya barat yang berdampak positif dan mana yang berdampak negative yang masuk ke dalam budaya Indoensia. Dari sini kita mengetahui yang harus kita pilih dan kita sikapi dengan baik, supaya kebudayaan dinegara kita tidak luntur karena adanya budaya luar. Budaya barat yang positif di ambil sedangkan budaya barat yang negative di buang atau jangan di tiru.  Menyikapi budaya asing juga harus dilakukan dengan sikap moderat yakni tidak menolak dan juga tidak mendukung globalisasi secara penuh. Kita harus bisa mengambil sisi posistif dengan menggunakan cara agar selalu berpikir posistif dari budaya asing sekaligus mencegah dampak buruk yang ada dalam budaya asing untuk menanggulangi agar jati diri kita sebagai anak bangsa yang tidak rusak.



Sumber : https//http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36